NPM : 24210316
Kelas : 4 EB 22
***
BAB V
Perkembangan dan Klasifikasi Akuntansi Internasional
Standar dan praktik
akuntansi setiap negara merupakan hasil dari interaksi yang kompleks di antara
faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan, dan budaya. Dapat diduga akan terjadinya
perbedaan antar negara. Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan akuntansi
nasional juga membantu menjelaskan perbedaan akuntansi antar bangsa.
Ada delapan faktor berikut
ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan akuntansi. Tujuh
faktor pertama berupa ekonomi, sejarah sosial, dan kelembagaan dan merupakan
faktor yang sering disebutkan oleh para penulis akuntansi. Akhir-akhir ini,
hubungan antara budaya dan perkembangan aktuntansi mulai digali lebih lanjut.
a.
Sumber Pendanaan
Di negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat,
seperti Amerika Serikat dan Inggris, akuntansi memiliki fokus atas seberapa
baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk
membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan risiko terkait.
Pengungkapan dilakukan sangat lengkap untuk memenuhi ketentuan kepemilikan
publik yang luas. Sebaliknya, dalam sisten, berbasis kredit di mana bank
merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki fokus atas perlindungan
kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif. Karena lembaga keuangan
memiliki akses langsung terhadap informasi apa saja yang dűnginkan,
pengungkapan publik yang luas dianggap tidak perlu. Contohnya adalah Jepang dan
Swiss.
b.
Sistem Hukum
Sistem hukum menentukan hagaimana individu dan lembaga
hcrinteraksi. Dunia Rarat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan
hukurn tirnuni (kasus). kode utamanya diambil dari hukum Rornawi dan Kode
Napoleon. Kodifikasi standar dan prosedur ikuntansi rncrupìkan hal yang wajar
dan sesuai di sana. Dengan demikian, di negara-negara hukum kode, aturan
akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan
mencakup banyak prosedur. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus
per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang
lengkap. Tentu saja, terdapat hukum dasar, tetapi cenderung tidak detail dan
lebih fleksibel bi1a dibandingkan dengan sistem hukum kode. Ha1 ini mendorong
usaha coba-coba dan memungkinkan penerapan pertimbangan. Hukum umum diambil
dari hukum kasus Inggris. Pada kebanyakan negara hukum umum, aturan akuntansi
ditetapkan oleh organisasi profesional sektor swasta. Hal ini memungkinkan aturan
akuntansi menjadi lebih adaptif dan inovatif. Kecuali untuk ketentuan dasar
yang luas, kebanyakan aturan akuntansi tidak digabungkan secara langsung ke
dalam hukum dasar.
c.
Perpajakan
Di kebanyakan negara, peraturan pajak secara efektif
menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban
dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak. Hal ini sebagai
contoh merupakan kasus di Jerman dan Swedia. Di negara lain seperti Belanda,
akuntansi keuangan dan pajak berbeda: Laba kena pajak pada dasarnya adalah laba
akuntansi keuangan yang disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dengan hukum
pajak. Tentu saja, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang
aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu. Penilaian
persediaan menurut Masuk Terakhir Keluar Pertama (ast-in,first-out-LlFO) di
Amerika Serikat merupakan satu contoh.
d.
Ikatan Politik dan Ekonomi
Teknologi akuntansi dialihkan melalaui perdagangan dan
kekuatan sejenis. Sistem Pencatatan Berpasangan yang berawal di Italia pada
tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan
pembakuan
e.
Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya
historis dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu negara untuk
menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun perusahaan. Israel, Meksiko, dan
beberapa negara Amerika Selatan menggunakan akuntansi tingkat harga umum karena
pengalaman mereka dengan hiperinflasi. Pada akhir tahun 1970-an, sehubungan
dengan tingkat inflasi yang tidak biasanya tinggi, AS dan lnggris melakukan
eksperimen dengan pelaporan pengaruh peruhahan harga.
f.
Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini memenganihi jenis transaksi usaha yang
dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama.
Pada gilirannya, jenis lransaksi menentukan masafah akuitansi yang dihadapi.
Sebagai contoh, kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau
sekuritisasi aktiva merupakan sesuatu yang jarang terjadi dalam perekonomian
dengan pasar modal yang kurang berkembang. Saat ini, banyak perekonomian
industri berubah menjadi perekonomian jasa. Masalah akuntansi seperti penilaian
aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sektor
manufaktur menjadi semakin kurang penting. Tantangan-tantangan akuntansi yang
baru seperti penilaian aktiva tidak berwujud dan sumber daya manusia, semakin
berkembang.
g.
Tingkat pedidikan
Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit
(sophisticated) akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan
disalahgunakan. Sebagai contoh, pela poran teknis yang kompleks mengenai vanan
perilaku biaya tidak akan berarti apaapa, kecuali para pembaca memahami
akuntansi biaya. Pengungkapan mengenai risiko efek derivatif tidak akan
informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
Pendekatan terhadap Perkembangan Akuntansi
Empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di
negara-negara Barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar :
1.
Berdasarkan
pendekatan makroekonomi
Berdasarkan pendekatan ini,
praktik akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan
makroekonomi nasional. Contohnya negara Swedia.
2.
Berdasarkan pendekatan mikroekonomi
Pada pendekatan ini,
akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Contohnya negara
Belanda
3.
Berdasarkan
pendekatan independen
Berdasarkan pendekatan ini,
akuntansi berasal dari praktik bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan
dasar perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-coba dan kesalahan. Contohnya
negara Inggris dan Amerika Serikat.
4.
Berdasarkan
pendekatan yang seragam
Pada pendekatan ini,
akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi
oleh pemerintah pusat. Contohnya adalah negara Perancis.
BAB VI
Harmonisasi
Akuntansi Internasional
1. Perbedaan Harmonisasi
dan Standard Akuntansi Internasional
Pada
dasarnya standar akuntansi merupakan pengumuman atau ketentuan resmi yang
dikeluarkan badan berwenang di lingkungan tertentu tentang pedoman umum yang
dapat digunakan manajemen untuk menghasilkan laporan keuangan. Dengan adanya
standar akuntansi, laporan keuangan diharapkan dapat menyajikan informasi yang
relevan dan dapat dipercaya kebenarannya. Standar akuntansi juga digunakan oleh
pemakai laporan keuangan seperti investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat
umum sebagai acuan untuk memahami dan menganalisis laporan keuangan sehingga
memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang benar. Dengan demikian,
standar akuntansi memiliki peranan penting bagi pihak penyusun dan pemakai
laporan keuangan sehingga timbul keseragaman atau kesamaan interpretasi atas
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.
Secara
garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang
pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain
yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan
apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva,
hutang, modal, pendapatan dan biaya. Yang kedua adalah pengukuran dan
penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen
laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat
penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga yang dimuat dalam
standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen
laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan
keuangan. Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan.
Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana
informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu
informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau
berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan.
Keempat hal
itulah yang diusahakan oleh negara barat untuk diharmonisasikan secara
internasional. Mereka percaya bahwa harmonisasi standar akuntansi internasional
akan meningkatkan daya banding laporan keuangan secara internasional, dapat
menghemat biaya terutama bagi penyaji dan pemakai laporan keuangan, dan
memperbaiki standar akuntansi nasional masing-masing negara (Turner 1983).
Sebagai
respon atas kebutuhan harmonisasi standar akuntansi, berbagai upaya telah
dilakukan oleh negara kapitalis. Salah satunya adalah dengan dengan mendirikan
International Accounting Standard Committee (IASC) pada tahun 1973, yang
sekarang berubah nama menjadi International Accounting Standard Board (IASB).
Jumlah keanggotaan IASC sampai sekarang meliputi lebih dari 150 organisasi
profesi akuntansi yang berasal dari negara maju dan berkembang, termasuk
Indonesia. Tujuan utama badan ini adalah memformulasikan standar akuntansi yang
dapat diterapkan secara internasional. Sampai sekarang IASB telah mengeluarkan
lebih dari 50 standar akuntansi. Meskipun IASB berhak untuk menetapkan dan
mengeluarkan standar akuntansi, badan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum
untuk memaksakan penerapan standar akuntansi yang dihasilkan.
1.1. Harmonisasi
versus Standarisasi
Globalisasi
juga membawa implikasi bahwa hal-hal yang dulunya dianggap merupakan kewenangan
dan tanggung jawab tiap negara tidak mungkin lagi tidak dipengaruhi oleh dunia
internasional. Demikian juga halnya dengan pelaporan keuangan dan standar
akuntansi.
Salah satu karakteristik kualitatif dari informasi
akuntansi adalah dapat diperbandingkan (comparability), termasuk di
dalamnya juga informasi akuntansi internasional yang juga harus dapat
diperbandingkan mengingat pentingnya hal ini di dunia perdagangan dan investasi
internasional. Dalam hal ingin diperoleh fullcomparability yang
berlaku luas secara internasional, diperlukan standardisasi standar akuntansi
internasional.
Di sisi lain, adanya faktor-faktor tertentu yang
khusus di suatu negara,membuat masih diperlukannya standar akuntansi nasional
yang berlaku di Negara tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam tampilan
pembandingan standar akuntansi keuangan di Indonesia dan Amerika Serikat di
muka. Dalam Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia terdapat Akuntansi untuk
Perkoperasian yang belum tentu dibutuhkan di Amerika Serikat. Berdasarkan hal
ini, kecil kemungkinan dan kurang feasible untuk membuat suatu
standar akuntansi internasional yang lengkap dan komprehensif.
Konsep yang ternyata lebih populer dibandingkan
standardisasi untuk menjembatani berbagai macam standar akuntansi di berbagai
negara adalah konsep harmonisasi. Harmonisasi standar akuntansi diartikan
sebagai meminimumkan adanya perbedaan standar akuntansi di berbagai negara
(Iqbal 1997:35).
Harmonisasi juga bisa diartikan sebagai sekelompok
negara yang menyepakati suatu standar akuntansi yang mirip, namun mengharuskan
adanya pelaksanaan yang tidak mengikuti standar harus diungkapkan dan
direkonsiliasi dengan standar yang disepakati bersama. Lembaga-lembaga yang
aktif dalam usaha harmonisasi standar akuntansi ini antara lain adalah IASC (International
Accounting Standard Committee), Perserikatan Bangsa-Bangsa dan
OECD (Organization for Economic Cooperation and Development).
Beberapa pihak yang diuntungkan dengan adanya harmonisasi ini adalah perusahaan-perusahaan
multinasional, kantor akuntan internasional, organisasi perdagangan, serta
IOSCO (International Organization of Securities Commissions).
2.
Pro dan kontra Harmonisasi Standar
Akuntansi Internasional
Para pendukung harmonisasi internasional
mengatakan bahwa harmonisasi (bahkan standarisasi) memiliki banyak keuntungan.
Sir Bryan Carsberg, mantan Sekretaris Jenderal IASC, menulis sekitar bulan
September 2000 : Pendekatan yang hati-hati untuk menganalisis keinginan akan
harmonisasi internasional memperlihatkan bahwa biaya dan manfaat yang diperoleh
berbeda-beda dari satu kasus ke kasus yang lain. Mereka yang menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa Ibu mungkin merasa beruntung bahwa Inggris menjadi
bahasa kedua yang sangat banyak digunakan diseluruh dunia. Namun demikian,
meskipun dapat dilakukan, kita tidak dapat memperoleh kesepakatan bahwa Inggris
atau bahasa umum lainnya harus digunakan untuk menggantikan 6.800 bahasa atau
lebih yang sekarang ini digunakan di dunia. Kita mengakui bahwa bahasa
merupakan wahana budaya yang tak tergantikan dan bahwa penghapusan budaya yang
berbeda akan menyebabkan kerugian yang sangat besar dalam bidang sastra dan
ekspresi budaya lainnya.
Kalangan usaha akan mengalami
manfaat yang cukup besar dalam perencanaan, biaya sistem dan pelatihan, dan
sebagainya dari harmonisasi. Namun kasus ini menunjukkan kepada kita kerugian
harmonisasi yang lain.
Perpajakan
dan sistem jaminan sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap efisiensi
ekonomi. Sistem yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda. Kemampuan untuk
membandingkan cara kerja pendekatan yang berbeda di negara yang berbeda
menyebabkan negara-negara mampu melakukan peningkatan sistem mereka
masing-masing. Negara-negara saling berkompetisi dan kompetisi memaksa mereka
untuk mengadopsi sistem yang efisien melalui beroperasinya semacam kekuatan
pasar. Persetujuan atas sistem perpajakan yang satu akan menjadi seperti
pendirian kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dari
kompetisi antar negara.
Sebuah tulisan terbaru juga
mendukung adanya suatu “GAAP global” yang terharmonisasi. Beberapa manfaat yang
disebutkan antara lain :
1. Pasar modal menjadi global dan modal
investasi dapat bergerak diseluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standar
pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di
seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor dapat membuat keputusan
investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan resiko keuangan
berkurang.
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki
proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
4. Gagasan terbaik yang timbul dari
aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global
yang berkualitas tertinggi.
3.
Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
(Timbal Balik) Perbedaan Standar Akuntansi
Dua
pendekatan yang diajukan sebagai solusi guna mengatasi permasalahan yang
terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas :
1. Rekonsiliasi
2. Pengakuan bersama (yang disebut
sebagai “imbal balik” atau resiprositas)
Rekonsiliasi berbiaya lebih rendah bila dibandingkan
dengan penyusunan laporan keuangan lengkap berdasarkan prinsip akuntansi yang
berbeda. Namun hanya menyajikan ringkasan, bukan gambaran perusahaan yang utuh.
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator
diluar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan
pada prinsip-prinsip negara asal. Imbal balik tidak meningkatkan perbandingan
laporan keuangan lintas negara dan dapat menimbulkan “lahan bermain yang tidak
seimbang” yang mana memungkinkan perusahaan-perusahaan asing menerapkan standar
yang tidak terlalu ketat bila dibandingkan dengan yang diterapkan terhadap
perusahaan domestik.
Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan
pernah terselesaikan dengan penuh. Sebagian besar perusahaan secara sukarela
mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial
Reporting Standards-IFRS). Dan banyak pula negara yang telah mengadopsi IFRS
secara keseluruhan.
Standar akuntansi internasional digunakan sebagai
hasil dari :
1. Perjanjian internasional atau
politis;
2. Kepatuhan secara sukarela;
3. Keputusan oleh badan pembuat standar
akuntansi nasional.
Usaha-usaha standar internasional lain dalam bidang
akuntansi pada dasarnya dilakukan secara sukarela. Standar-standar itu akan
diterima atau tidak tergantung pada orang-orang yang menggunakan
standar-standar akuntansi. Saat standar internasional dan standar nasional
tidak sama, tidak akan jadi masalah, tetapi ketika kedua standar tersebut
berbeda, standar nasional harus menjadi rujukan pertama (mempunyai keunggulan).
4. Organisasi Promotor Harmonisasi Standar Akuntansi
Internasional
Organisasi Internasional yang
Mendorong Harmonisasi dan menjadi pemain utama dalam penentuan standard
akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi
internasional :
1.
Badan Standar Akuntasi Internatonal (IASB)
Merupakan badan pembuat standar
sector swasata yang independen yang didirikan pada tahun 1973 oleh oganisasi
akuntansi professional di sembilan negara dan direstrukturisasi pada tahun
2001.
2.
Komisi Uni Eropa (EU)
Tujuan EU adalah untuk mencapai
integrasi pasar keuangan Eropa. Untuk mencapai tujuan ini, EC telah
memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk
mencapai pasar tunggal.
3.
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Organisasi ini beranggotakan
sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara.
4.
Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
Merupakan organisasi tingkat dunia
yang memiliki 159 organisasi anggota di 118 negara, yang mewakili lebih dari
2,5 juta orang akuntan.
5.
Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan
Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (ISAR)
Merupakan satu-satunya kelompok
kerja antar pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat
perusahaan.
6. Kelompok
Kerja dalam Stnadar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(EOCD)
Merupakan
organisasi internasional negara-negara industry maju yang berorientasi ekonomi
pasar.
5. Pendekatan Baru Uni Eropa dalam Integrasi Pasar Uang
Eropa
Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi
pasar keuangan Eropa. Untuk mencapai tujuan ini, EC telah memperkenalkan
direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar
tunggal.
Direktif Keempat dan Ketujuh memiliki pengaruh yang
dramatis terhadap pelaporan keuangan di seluruh EU, yaitu membawa akuntansi di
seluruh negara anggota EU ke tahap penyeragaman yang baik dan relatif memadai.
Direktif ini mengharmonisasikan penyajian akan rugi dan laba (laporan laba
rugi) serta neraca dan menambah informasi tambahan minimum dalam catatan,
secara khusus pengungkapan pengaruh aturan pajak atas hasil yang dilaporkan.
Komisi mengumumkan bahwa EU perlu untuk bergerak
secara tepat dengan maksud untuk memberikan sinyal yang jelas bahwa perusahaan
yang sedang berupaya untuk melakukan pencatatan di Amerika Serikat dan
pasar-pasar dunia lainnya akan tetap dapat bertahan dalam kerangka dasar
akuntansi EU. EC juga menekankan agar EU memperkuat komitmennya terhadap proses
penentuan standar internasional, yang menawarkan solusi paling efisien dan
cepat untuk masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang beroperasi dalam
skala internasional.
Pada tahun 2000, EC mengadopsi strategi pelaporan
keuangan yang baru. Hal yang menarik dari strategi ini adalah usulan aturan
bahwa seluruh perusahaan EU yang tercatat dalam pasar teregulasi, termasuk
bank, perusahaan asuransi dan SME (perusahaan berukuran kecil dan menengah),
menyusun akun-akun konsolidais sesuai dengan IFRS.
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Organisasi Internasional Komisi
Pasar Modal (International Organization of Securities Commissions – IOSCO)
beranggotakan sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100
negara. Menurut bagian pembukaan anggaran IOSCO:
Otoritas pasar modal memutuskan
untuk bekerja bersama-sama dalam memastikan pengaturan pasar yang lebih baik,
baik pada tingkat domestik maupun internasional, untuk mempertahankan pasar
yang adil, efisien dan sehat
a.
Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman
masing-masing untuk mendorong perkembangan pasar domestic.
b.
Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standar dan
pengawasan efektif terhadap transaksi surat berharga internasional.
c.
Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk
memastikan integritas pasar melalui penerapan standar yang ketat dan penegakan
yang efektif terhadap pelanggaran.
Sebuah komite teknis IOSCO memusatkan perhatian pada
pengungkapan dan akuntansi multinasional. Tujuan utamanya adalah untuk
memfasilitasi proses yang dapat digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk
memperoleh modal dengan cara yang paling efektif dan efisien pada seluruh pasar
modal yang terdapat permintaan investor.
Ringkasan Standar Pengungkapan Internasional untuk
Penawaran Lintas Batas dan Penawaran Perdana oleh Perusahaan Penerbit Luar
Negeri (Diterbitkan oleh Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal, 1998).
1. Identitas
Direktur, Manajemen Senior, dan Penasihat serta Pernyataan Tanggung jawab
Standar ini
mengidentifikasikan perwakilan perusahaan dan orang-orang yang terlibat dalam
pencatatan saham perusahaan atau pendaftarannya dan menunjukkan orang yang
bertanggung jawab. Definisi orang yang dibahas dalam standar ini mungkin
berbeda di masing-masing negara dan ditentukan berdasarkan hukum negara asal.
2. Menawarkan
Statistik dan Perkiraan Jadwal
Standar ini
memberikan informasi utama mengenai cara melakukan penawaran dan identifikasi
tanggal-tanggal penting yang terkait dengan penawaran. Perlu dipahami bahwa
pencatatan tidak selalu melibatkan penawaran.
3. Informasi Utama
Standar ini
meringkas informasi utama mengenai kondisi keuangan, kapitalisasi, dan
faktor-faktor risiko perusahaan.
4. Informasi Mengenasi
Perusahaan
Standar ini
memberikan informasi mengenai operasi usaha perusahaan, produk yang dihasilkan
atau jasa yang diberikan dan faktor-faktor yang mempengaruhi usahanya tersebut.
5. Evaluasi
serta Prospek Operasi dan Keuangan
Standar ini
menyediakan penjelasan manajemen mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan, dan analisis manajemen mengenai
faktor dan tren yang diperkirakan memiliki dampak yang material terhadap
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan di masa mendatang. Di beberapa
negara, ramalan dan laporan mengenai prospek perusahaan untuk tahun berjalan
dan atau periode lain di masa depan mungkin diwajibkan.
6. Direktur dan
Manajemen
Standar ini
memberikan informasi yang menyangkut direktur dan manajer perusahaan yang
memungkinkan investor untuk memeriksa pengalaman, kualifikasi dan tingkat
kompensasi orang-orang serta hubungan mereka dengan perusahaan. Definisi orang
yang dibahas dalam standar pengungkapan ini dapat berbeda di masing-masing
negara dan akan ditentukan oleh hukum negara asal. Informasi yang menyangkut
karyawan perusahaan juga diwajibkan.
7. Pemegang
Saham Utama dan Transaksi Pihak Istimewa
Standar ini
memberikan informasi mengenai pemegang saham utama dan pihak lain yang
mengendalikan atau mungkin mengendalikan perusahaan. Standar ini juga
memberikan informasi mengenai transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan dengan pihak-pihak yang berafiliasi dengan perusahaan dan apakah
persyaratan transaksi tersebut telah wajar bagi perusahaan.
8. Informasi
Keuangan
Standar ini
menjelaskan laporan keuangan manakah yang harus dimasukkan ke dalam dokumen,
beserta periode yang tercakup, lamanya laporan keuangan dan informasi lain yang
bersifat keuangan. Negara di mana suatu perusahaan melakukan pencatatan (atau
sedang mendafar diri untuk melakukan pencatatan) akan menentukan struktur
komprehensif prinsip-prinsip akuntansi dan audit yang akan diterima untuk
digunakan dalam penyusunan dan audit laporan keuangan.
9. Penawaran
Standar ini
memberikan informasi mengenai penawaran surat berharga, rencana distribusi
surat berharganya dan masalah-masalah terkait.
10. Informasi
Tambahan
Standar ini
memberikan informasi yang kebanyakan bersifat wajib, yang tidak tercakup dalam
dokumen yang ada.
BAB VII
Analisis Laporan Keuangan Internasional
Tujuan analisis keuangan adalah untuk mengevaluasi
kinerja perusahaan pada masa kini dan masa lalu, dan untuk menilai apakah
kinerjanya dapat dipertahankan. Investor, analis riset ekuitas, manajer
keuangan, banker, dan penguna laporan keuangan lainnya memiliki kebutuhan yang
semakin besar untuk membaca dan menganalisis laporan keuanganasing.
Kebutuhan untuk menggunakan dan dengan memahami,
laporan keuangan asing juga meningkat karena kegiatan merger dan akusisi yang
terjadi secara internasional.
1. Analisis Strategi Bisnis
Internasional
Analisis dan penilaian keuangan
internasional ditandai dengan banyaknya kontradiksi. Disatu sisi, begitu
cepatnya proses harmonisasi standar akuntansi elah mengarah pada semakin
meningkatnya daya banding informasi keuangan di seluruh dunia.
Analisis strategi bisnis merupakan
langkah penting pertama dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini
memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait
dengan lingkungan ekonominya. Dengan mengidentifikasi factor pendorong laba dan
resiko usaha yang utama, analisis strategi bisnis atau usaha akan membantu para
analis untuk membuat peramalan yang realistis.
Kesulitan-kesulitan
analisis strategi bisnis internasional:
a. Ketersediaan informasi
Analisis strategi usaha sulit dilakukan khususnya di
beberapa Negara karena kurang andalnya informasi mengenai perkembangan makro
ekonomi. Memperoleh informasi mengenai industry juga sukar dilakukan di banyak
Negara dan jumlah serta kualitas informasi perusahaan sangat berbeda-beda.
Ketersediaan informasi khusus mengenai perusahaan sangat rendah di Negara
berkembang. Akhir-akhir ini banyak perusahaan besar yang melakukan pencatatan
dan memperoleh modal di pasar luar negeri telah memperluas pengungkapan mereka
dan secara suka rela beralih ke prinsip akuntansi yang diakui secara global
seperti standar pelaporan keuangan internasional.
b. Rekomendasi untuk melakukan analisis
Keterbatasan data membuat upaya untuk melakukan
analisis strategi usaha dengan menggunakan metode riset tradisional menjadi
sukar dilakukan. Seringkali sering dilakukan perjalanan untuk mempelajari iklim
bisnis setempat dan bagaimanan industry dan perusahaan sesungguhnya beroperasi,
khususnya di Negara-negara pasar berkembang.
2.
Langkah
Langkah Analisa Akutansi
Para analis perlu untuk mengevaluasi kebujakan dan
estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lungkup fleksibilitas
akuntansi suatu perusahaan. Para manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat
banyak pertimbangan yang terkait dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu
lebih banyak mengenai kondisi operasi dan keuangan perusahaan mereka. Laba yang
dilaporkan seringkali digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen
mereka.
Langkah-langah
dalam melakukan evalusai kualitas akuntansi suatu perusahaan:
1. Identifikasikan kebijakan akuntansi
utama
2.
Analisis
fleksibilitas akuntansi
3.
Evaluasi
strategi akuntansi
4.
Evaluasi
kualitas pengungkapan
5.
Indentifikasikan
potensi terjadinya masalah
6. Buatlah penyesuaian atas distorsi
akuntansi.
3.
Pengaruh Analisis Akuntansi Terhadap Akuntansi Antar Negara
Analisis keuangan mencakup berbagai wilayah yuridiksi.
Sebagai contoh, seorang analis mengkin beberapa kali melakukan studi terhadap
sebuah perusahaan yang berada di luar Negara asalnya atau membandingkan
perusahaan yang berasal dari dua Negara atau lebih. Sejumlah Negara yang
memilki perbedaan yang sangat besar dalam praktik akuntansi, kualitas
pengungkapan, system hokum dan undang undang, sifat dan ruang lingkup resiko
usaha, dan cara untuk menjalankan usaha.
Perbedaan ini berarti alat analisis yang sangat
efektif di satu wilayah menjadi kurang efektif di wilayah lain. Para analis
juga sering menghadapi tantangan besar untuk memperoleh informasi yang
kredibel. Di kebanyakan Negara pasar yang berkembang, para analis keuangan
sering memiliki tingkat keyakinan atau keandalan yang terbatas.
4.
Kesulitan
Memperoleh Informasi Akuntansi Internasional
Dalam memperoleh data Akuntansi Internasional terdapat
beberapa kesulitan, antara lain:
1.
Penyesuaian
depresiasi Beban depresiasi akan mempengaruhi keuntungan, maka perlu
diperhatikan umur dari fungsi aktiva yang harus diputuskan manajemen.
2.
Penyesuaian
persediaan LIFO ke FIFO Persediaan harus dikonversikan dalam metode FIFO
3.
Cadangan
adalah kemampuan perusahaan untuk membayar atau menutup pengeluaran untuk
menghapus beban.
4.
Reformulasi
Laporan Keuangan Penyesuaian dari beberapa perubahan setelah adanya beberapa
perhitungan pada point-point tsb di atas.
5.
Mekanisme
Mengatasi Perbedaan Prinsip Akuntansi Antar Negara
Dalam mengatasi perbedaan prinsip Akuntansi Antar
Negara dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan seperti:
- Beberapa analis menyajikan ulang ukuran
akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara
internasional, atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum.
- Beberapa yang Lain mengembangkan pemahaman yang
lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok negara tertentu dan membatasi
analisis mereka terhadap perusahaan perusahaan yang berlokasi di Negara
Negara tersebut.
6.
Mengatur
Kesulitan Analisis Keuangan Internasional
Palepu, Bernard dan healy membuat suatu kerangkan
dasar yang bermanfaat untuk menganalisis dan penilaian usaha dengan menggunakan
data laporan keuangan. Kerangka dasar tersebut terdiri dari empat tahap
analisis, yaitu:
a. Analisis Strategi Usaha
b. Analisis Akuntansi
c. Analisis Keuangan (analisis rasio
dan analisis arus kas)
d. Analisis prospektif (peramalan dan
penilaian)
Derajat pentingnya masing masing
tergantung ada tujuan analisis. Kerangka analisis usaha ini dapat diterapkan
dalam banyak situasi keputusan.
7.
Pengunaan
Website Untuk memperoleh informasi Penelitian Perusahaan
Untuk
Memperoleh Informasi Penelitian Perusahaan Banyak perusahaan belum memanfaatkan
secara optimal pengungkapan informasi perusahaan melalui website, baik untuk
informasi keuangan dan keberlanjutan perusahaan. Temuan lain dalam penelitian
ini adalah banyak perusahaan yang tidak dapat memberikan informasi bagi
investor, kebanyakan informasi yang disajikan dalam website perusahaan adalah
tentang produk atau jasa yang dihasilkan serta banyak sekali perusahaan yang
tidak mengupdate informasi-informasi yang disajikan.
a. Internet Financial and Sustainability Reporting
Semenjak tahun 1995, terdapat
perkembangan penelitian empiris terkait dengan Internet Financial Reporting
(IFR) yang merefleksikan perkembangan bentuk pengungkapan informasi perusahaan.
Beberapa penelitian menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
pengungkapan dalam website perusahaan, seperti penelitian yang dilakukan oleh
Pirchegger dan Wagenhofer (1999) dan Sasongko dan Luciana (2008a). Beberapa
penelitian menguji sifat dan perluasan pelaporan keuangan pada website
perusahaan sebagai instrument yang menghubungan dengan stakeholder.
b. Corporate Social Responsibility
Pemahaman
dan kesadaran dari entitas bisnis untuk menjaga hubungan baik dengan seluruh
pemangku kepentingan dalam upaya minimasi dampak negatif dan maksimasi dampak
positif aktivitas operasional perusahaan menuju pembangunan berkelanutan inilah
yang kini dipahami sebagai CSR (Corporate Social Responbility. Menguatnya
paradigma pembangunan berkelanjutan dan inisiatif tanggung jawab sosial
perusahaan atau CSR membuat pelaporan kinerja sosial dan lingkungan perusahaan
dianggap sama pentingnya dengan pelaporan kinerja ekonomi. Masalah terbesarnya
adalah bahwa mutu laporan-laporan nonfinansial memang belumlah sebaik mutu
laporan finansial. Selain usianya yang terpaut jauh (>500 vs. 10-20 tahun),
kesenjangan di antara keduanya ditandai oleh derajat keformalan, pihak yang
dituju, serta interval laporan.
Gazdar
(2007) menyatakan ada empat hal yang membuat mengapa pelaporan nonfinansial ini
menjadi sangat penting:
Pertama, meningkatkan
reputasi perusahaan. Semakin transparen perusahaan dalam aspek-aspek yang
dituntut oleh seluruh pemangku kepentingannya, semakin tinggi pulalah reputasi
perusahaan. Tentu saja, kalau kinerja yang dilaporkan itu baik dan valid.
Karenanya, perusahaan harus terlebih dahulu meningkatkan kinerjanya dengan
sungguh-sungguh. Validitas juga sangat penting, karena pemangku kepentingan
tidak akan pernah memaafkan perusahaan yang melakukan pembohongan publik.
Kedua,
melayani tuntutan pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan adalah pihak-pihak
yang terpengaruh oleh dan bisa memengaruhi perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Tentu saja, mereka yang terpengaruh hidupnya oleh perusahaan berhak untuk
mengetahui aspek-aspek yang bersentuhan dengan kehidupan mereka. Mereka yang
bisa memengaruhi perusahaan sangat perlu untuk mendapat informasi yang benar,
sehingga pengaruh mereka bisa diarahkan ke tujuan yang tepat.
Ketiga,
membantu perusahaan dalam membuat berbagai keputusan. Laporan kinerja yang baik
tentu saja akan memuat indikator-indikator yang akan membantu perusahaan
melihat kekuatan dan kelemahan dirinya. Perusahaan bisa sedikit lebih tenang
dalam aspek yang indikator-indikatornya menunjukkan kekuatan. Di sisi lain,
perusahaan perlu mencurahkan sumberdaya yang lebih besar untuk aspek-aspek yang
tampak masih lemah. Perusahaan memilikiLaporan periodik dengan indikator yang
konsisten sangat diperlukan di sini, sehingga naik turunnya kinerja bisa
terpantau dan disikapi dengan keputusanyang tepat.
Keempat, membuat investor dengan mudah memahami kinerja perusahaan. Sebagaimana yang sudah diungkapkan di atas, ada kebutuhan yang semakin tinggi dari investor untuk bisa mengetahui kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Para investor jangka panjang benar-benar ingin mengetahui apakah modal yang ditanamkannya aman atau tidak. Perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja sosial dan lingkungan yang tinggi memiliki kemungkinan yang lebih baik untuk terus berlanjut usahanya, dan para investor tentu lebih berminat untuk menanamkan modalnya pada perusahaan-perusahaan tersebut.
Keempat, membuat investor dengan mudah memahami kinerja perusahaan. Sebagaimana yang sudah diungkapkan di atas, ada kebutuhan yang semakin tinggi dari investor untuk bisa mengetahui kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Para investor jangka panjang benar-benar ingin mengetahui apakah modal yang ditanamkannya aman atau tidak. Perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja sosial dan lingkungan yang tinggi memiliki kemungkinan yang lebih baik untuk terus berlanjut usahanya, dan para investor tentu lebih berminat untuk menanamkan modalnya pada perusahaan-perusahaan tersebut.
BAB VIII
Perencanaan
dan Kendali Manajemen
Perencanaan dan kendali manajemen sangat penting bagi
perusahaan, dalam hal ini perusahaan multinasional. Namun, pengurangan dalam
hambatan perdagangan nasional terus menerus, mata uang yang mengambang, resiko
kedaulatan, pembatasan terhadap pengirim dana lintas batas nasional, perbedaan
dalam system pajak nasional, perbedaan tingkat suku bungan dan pengaruh harga
komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap aktiva, laba, dan biaya modal
perusahaan merupakan variable yang memperumit keputusan manajemen. Persaingn
global dan cepatnya penyebarn informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan
nasional dalam praktek akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara
lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya,
dan kinerja serta koordinasi operasi global melalui joint venture dan kaitan
strategis lainnya.
Perusahaan dalam melakukan kendali manajemen
memerlukan alat perencanaan yang dapat mengidentifikasi factor-faktor yang
relevan di masa depan, pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal.
Alat tersebut membantu perusahaan dalam mengenali kesempatan dan tantangan yang
ada. Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP yang menyangkut kekuatan
dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan.
Akuntan juga dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data
yang bermanfaat dalam keputusan perencanaan strategis.
Kemudian, keputusan untuk melakukan investasi luar
negeri merupakan elemen yang sangat penting dalam strategi global sebuah
perusahaan multinasional. Resiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing,
rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan
umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan
manfaat dan biaya investasi yng diusulkan. Perbedaan dalam hokum pajak, system
akuntansi, laju inflasi, resiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi
pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan
budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan
domestic. Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan multinasional atas model
perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran:
(1) menentukan pengembalian yang relevan untuk investasi multinasional, (2)
mengukur ekspektasi arus kas, dan (3) menghitung biaya modal perusahaan
multinasional.
Seorang manajer harus menentukan tingkat pengembalian
yang relevan untk mengalisis kesempatan investasi asing. Namun, tingkat
pengembalian yang relevan merupakan masalah sudut pandang: proyek luar negeri
atau induk perusahaan. Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat berbeda
secara signifikan karena beberapa hal: (1) pembatasan oleh pemerintah atas
repatriasi laba dan modal, (2) biaya izin, royalt, dan pembayaran lain yang merupakan
laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak perusahaan, (3)
perbedaan laju inflasi nasional, dan (4) perubahan kurs valuta asing, dan (5)
perbedaan pajak. Manajer keuangan harus memenuhi banyak tujuan dengan
memberikan respons kepada kelompok investor dan noninvestor di organisasi dan
di lingkungannya. Jika siatu investasi asing tidak menjanjikan pengembalian
yang telah disesuaikan resiko yang nilainya lebih dari pengembalian yang
diperoleh pesaing local, maka pemegang saham induk perusahaan akan lebih baik
untuk berinvestasi langsung di perusahaan local.
Bagi manajer perusahaan multinasional, mengukur
ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupakan hal yang cukup menantang.
Perkiraan penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman
antipasti penagihan. Beban operasi dan pajak local juga sama-sama diramalkan.
Namun demikian, terdapat tambahan kerumitan yang harus dipertimbangkan:
·
arus kas
proyek vs induk perusahaan
·
arus kas
induk perusahaan yang terkait dengan pendanaan
·
pendanaan
yang bersubsidi
·
resiko
politik
Proses ini juga harus
mempertimbangkan pengaruh perubahan dan fluktuasi nilai mata uang atas ekspektasi
pengembalian mata uang asing.
Sumber utama arus kas induk meliputi
pinjaman dari induk perusahaan, dividen, biaya lisensi, beban overhead,
royalty, harga transfer untuk pembelian dari atau penjualan kepada induk
perusahaan, dan estimasi nilai akhir proyek. Pengukuran arus kas ini memerlukan
pemahaman atas perbedaan akuntansi nasional, kebijakan repatriasi pemerintah,
laju inflasi, dan kurs potensial masa depan serta perbedaan pajak.
Perbedaan dalam prinsip akuntansi
menjadi relevan jika manajer keuangan bergantung pada laporan keuangan pro
forma dengan dasar local ketika mengestimasikan arus kas masa depan. Apabila
aturan pengukuran yang digunakan untuk menyusun akun-akun ini berbeda dari
aturan yang digunakan di Negara asal induk perusahaan, maka dapat terjadi
perbedaan dalam estimasi arus kas.
Penyusunan system informasi seluruh
dunia milik suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam mendukung strategi
perusahaan, termasuk proses perencanaan. Keadaan geografi, komunikasi informasi
secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antara manajer operasi local
dengan manajer kantor pusat. Perkembangan dalam teknologi informasi seharusnya
mengurangi, tetapi tidak akan menghilangkan sama sekali kerumitan ini.
Rancangan system berpengaruh pada keberhasilan yang dicapai:
1. penyebaran rendah dengan sentralitas
yang tinggi, digunakan oleh organisasi yang lebih kecil dengan operasi bisnis
internasional yang terbatas, dan system informasi domestic yang mendominasi
kebutuhan.
2. penyebaran tinggi dengan
sentralisasi yang rendah, digunakan oleh perusahaan multinasional dengan
operasi di wilayah geografis yang berbeda-beda.
3. penyebaran yang tinggi dengan
sentralitas yang tinggi, dijalankan oleh perusahaan dengan aliansi strategi di
seluruh dunia.
Sistem pengendalian manajemen pada
dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk membangun masa depan
organisasi. untuk membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih
dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha. Jabawan atas pertanyaan
tersebut merupakan misi organisasi dengan demikian misi organisasi merupakan
the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya. Diharapkan
dengan dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan tercipta visi dan misi
organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya.
Permasalahan yang timbul dalam
implementasi struktur sistem pengendalian manajemen yang dapat
diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada kelemahan struktur dan
kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak dapat mewujudkan tujuan
sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan lingkungan yang dihadapi
perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem pengendalian manajemen tidak
tercapai karena proses sistem pengendalian manajemennya lemah.
Dampak yang timbul dikarenakan
perusahaan tidak memberlakukan struktur sistem pengendalian manajemen antara
lain organisasi perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai perubahan tajam
radikal, konstan, pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan dan
tidak dapat membuat berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target
organisasi ke depannya
Untuk menghadapinya diperlukan
struktur sistem pengendalian manajemen dimulai dari pengamatan dan
pengindetifikasian memacu perubahan (change drivers) yang berdampak terhadap
karakteristik lingkungan yang akan dimasuki perusahaan.) Struktur sistem
merupakan komponen-komponen yang berkaitan erat satu dengan lainnya yang secara
bersama-sama digunakan untuk mewujudkan tujuan sistem seperti yang dikatakan Mulyadi,
Johny (2001 : 8) bahwa struktur pengendalian manajemen terdiri dari tiga
komponen yaitu Struktur organisasi, Jejaring informasi dan Sistem penghargaan.
Rerangka pendesainan struktur sistem pendesainan pengendalian manajemen
mempergunakan pendekatan contigency approach dan human resource leverage.
Permasalahan struktur sistem
pengendalian manajemen penting untuk dikaji karena memberikan harapan yaitu
kemampuan bagi manajemen perusahaan untuk memetakan secara komprehensif
lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh organisasi perusahaan di masa depan,
melakukan perubahan dengan cepat peta perjalanan tersebut sesuai dengan
tuntutan perubahan yang diperkirakan akan terjadi dan melipatgandakan kinerja
perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan, sehingga perusahaan memiliki
kemampuan yang luar biasa besarnya untuk senantiasa melakukan perubahan yang
diperlukan.
Akuntansi manajemen mempersiapkan
sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan mulai dari pengumpulan data
hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa berbagai jenis
pengeluaran beban. Factor-faktor lingkungan juga mempengaruhi penggunaan
informasi yang dihasilkan secara internal. Misalnya pengaruh budaya. Budaya
yang tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas cenderung untuk lebih
siap menerima teknologi informasi dibandingkan mereka yang tidak nyaman. Factor
translasi juga mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilkan. FAS No 52
mewajibkan penggunaan metode translasi temporal ketika melakukan translasi
akun-akun perusahaan afiliasi luar negeri yang berada dalam lingkungan
berafiliasi tinggi. Meskipun demikian, ketentuan tersebut tidak memenuhi
kebutuhan informasi perusahaan yang beroperasi di Negara-negara dengan inflasi
tinggi karena cenderung menimbulkan distorsi realitas melalui:
·
Menilai
lebih atau menilai kurang pendapatan dan beban
·
Melaporkan
keuntungan atau kerugian translasi yang besar yang sulit untuk
diinterpretasikan
·
Mendistorsi
perbandingan kinerja antarwaktu.
·
Mengapa kita
perlu memperhatikan distorsi ini?
·
Sistem
pelaporan tradisional memiliki pengaruh yang buruk terhadap perilaku tenaga
penjualan.
·
System
pelaporan trandisional tidak memberikan motivasi bagi tenaga penjualan untuk
memfakturkan dan mengirimkan lebih dahulu di bulan itu.
·
System ini
memanipulasi hasil
Agar suatu system pengendalian di
perusahaan multinasional berfungsi dengan baik, maka biasanya system yang
digunakan banyak perusahaan multinasional untuk mengendalikan operasi luar
negerinya dalam banyak hal banyak hal sama dengan yang digunakan secara
domestic. Bagian-bagian system yang umumnya dikirim keluar meliputi control
keuangan dan anggaran serta kecenderungan untuk menerapkan standar yang sama
yang dikembangkan untuk mengevaluasi operasi domestic.
Setelah tujuan strategis dan
anggaran modal dibuat, selanjutnya manajemen memfokuskan diri pada perencanaan
jangka pendek. Perencanaan jangka pendek mencakup pembuatan anggaran
operasional atau rencana laba apabila diperlukan dalam organisasi. Rencana laba
ini merupakan dasar bagi peramalan manajemen kas, keputusan operasi, dan skema
kompensasi manajemen. Rencana laporan laba rugi perusahaan afiliasi asing
pertama-tama dikonversikan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang dianut di
Negara asal induk perusahaan dan ditranslasikan dari mata uang local ke dalam
mata uang induk perusahaan.
***
Sumber:
·
Choi,
Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting.
Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.